Rabu, 28 Januari 2009

PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM
------------------------------

*Saturday, 30 June 2007 01:49:00*
*JAKARTA, Investor Daily *

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini mengkaji standar
gaji tenaga kerja di setiap kontraktor kerja sama (KKS). Sebab, terjadi
ketimpangan yang sangat menyolok antara gaji tenaga kerja nasional dan
ekspatriat.

Sebagai contoh, untuk level direktur utama, gaji tertinggi yang dinikmati
ekspatriat mencapai Rp 295 juta, sedangkan dirut lokal hanya Rp 130,5 juta.
Untuk level direksi, gaji tertinggi kespatriat sebesar Rp 245,8 juta,
sedangkan lokal Rp 104,4 juta.

"Kami tengah menyusun semacam standar atau patokan ketenagakerjaan di sektor
migas, baik mengenai umur maupun gaji," ujar Direktur Jenderal Migas
Departemen ESDM Luluk Sumiarso kepada *Investor Daily * di Jakarta,
baru-baru ini. Untuk hal ini, Departemen ESDM berkoordinasi dengan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans).

Menurut dia, gaji tenaga ekspatriat cenderung lebih tinggi karena umumnya
mereka membawa keluarganya ketika datang ke Indonesia sehingga perusahaan
harus menanggung tunjangan keluarga. Selain itu, ekspatriat memiliki
kompetensi yang dibutuhkan, sementara tenaga kerja nasional belum mempunyai
keahlian seperti itu.

Namun, adanya kesenjangan tersebut menyebabkan banyak tenaga kerja nasional
'lari' ke luar negeri atau ke perusahaan asing yang memiliki standar gaji
lebih tinggi.

Luluk mengatakan, gaji menjadi salah satu variabel untuk penghitungan biaya
produksi yang harus ditagihkan ke pemerintah. "Karena itu, ya jangan asal
menerima begitu saja apa yang diusulkan KKS. Kalau masih wajar tidak
apa-apa, tapi kalau besarnya gaji kelewatan, pihak yang berwenang (BP Migas)
harus bisa menolak," jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi
(BP Migas) Kardaya Warnika mengatakan, pihaknya telah meminta para KKS agar
tidak terlalu royal memberikan gaji atau fasilitas kepada ekspatriat. Saat
ini, gajinya terlalu besar sehingga menimbulkan kesenjangan dengan tenaga
kerja nasional.

Kardaya juga merasa miris ketika mengetahui pengeluaran seorang ekspatriat
di salah satu KKS mencapai 50% dari pengeluaran seluruh pekerja. Untuk
menekan *cost recovery *, kata dia, pihaknya meminta KKS agar lebih
mengakomodasi tenaga kerja nasional.

Menurut Kardaya, peraturan resmi pemerintah tentang sistem ketenagakerjaan
di KKS belum ada, namun BP Migas telah membuat aturan tersendiri. Dalam
aturan itu, posisi yang sudah bisa diisi oleh tenaga kerja nasional tidak
boleh diisi oleh tenaga ekspatriat. "Kami juga mewajibkan KKKS setiap tahun
harus mengurangi ekspatriatnya hingga 50%," katanya.

* Bertambah
*
Menurut BP Migas, jumlah tenaga kerja KKS (termasuk PT Pertamina EP) pada
2006 adalah 26.637 orang, yakni 24.568 orang tenaga kerja nasional dan
1.069tenaga ekspatriat. Pada 2005, jumlah tenaga kerja mencapai
25.266 orang, yakni 24.252 tenaga kerja nasional dan 1.014 ekspatriat.

Penambahan jumlah tenaga ekspatriat sepanjang 2004-2006 umumnya terjadi pada
KKS yang belum berproduksi (tahap eksplorasi) karena adanya kontrak wilayah
baru.

Kardaya mengatakan, program pengembangan tenaga kerja nasional harus menjadi
komitmen semua KKS. Agar program berjalan efektif, telah diluncurkan *career
development monitoring * (CDM). Tujuannya, menilai kesungguhan KKS dalam
mengutamakan penggunaan dan pengembangan tenaga kerja nasional.

Dalam konteks itu, ada evaluasi program suksesi tenaga ekspatriat dengan
tenaga kerja nasional serta program internasionalisasi tenaga kerja
nasional.

Sepanjang 2004-2006, kata Kardaya, jumlah tenaga kerja nasional yang
berhasil distandarkan dengan sistem internasional meningkat signifikan. Pada
2004 hanya 25 orang, namun pada 2005 menjadi 47 orang dan pada 2006 menjadi
52 orang. Suksesi dari tenaga ekspatriat ke tenaga kerja nasional juga
meningkat, secara berturut-turut adalah 18, 39, dan 44 orang.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ari Hernanto Soemarno
mengatakan, jumlah tenaga ekspatriat yang dipekerjakan perseroan tidak lebih
dari 1% dari total 18.700 pekerja.

Ari mengakui, tenaga ekspatriat tetap diperlukan, sebab tidak semua
kompetensi pekerjaan eksplorasi dan produksi migas bisa dipenuhi tenaga
kerja nasional.

Juru bicara ExxonMobil Oil Indonesia (EMOI) Deva Rahman mengatakan, sebanyak
95% dari 1.600 tenaga kerja EMOI adalah nasional.

Deva mengakui, gaji ekspatriat di EMOI jauh lebih tinggi dari tenaga kerja
nasional. Sebab, mereka membawa seluruh keluarganya, sehingga tunjangan yang
harus diberikan juga jauh lebih besar. "Tapi, sebaliknya, kalau ada tenaga
kerja nasional yang kita kirim ke luar Indonesia juga diperlakukan serupa,"
paparnya.

Berdasarkan penelusuran *Investor Daily *, karyawan biasa di Cevron dengan
masa kerja di bawah 30 tahun mendapat gaji Rp 10,3 juta per bulan, Total E&P
Rp 5,4-13,3 juta, ConocoPhilips Rp 6,1-10,2 juta, dan Pertamina Rp 3,8-8,1
juta.

Biasanya, terdapat perbedaan gaji yang signifikan antara *field officer *dan
*nonfield officer *. Total misalnya, akan membayar *field engineer *-nya di
angka Rp 12 juta, yang kerjanya berpanas-panas di *rig * dua minggu
*on *dan dua minggu
*off *. Sementara itu, untuk *nonfield * jatuh iangka Rp 4-5 juta.

* Lebih Tinggi
*
Sumber *Investor Daily * yang menjadi *partner * di sebuah perusahaan
*headhunter
* mengatakan, pekerja ekspatriat yang bekerja di perusahaan migas asing yang
beroperasi di Indonesia mendapatkan gaji 30-50% lebih besar dari pekerja
lokal asal Indonesia. Dia mengatakan, eksekutif level direktur utama
ekspatriat yang bekerja di perusahaan Blok Badak di Kalimantan Timur seperti
Total, Vico, Eni bergaji mencapai kisaran EURO 180-300.000 per tahun, atau
sekitar Rp 2,124-3,540 miliar per tahun atau Rp 177-295 juta per ulan,
dengan asumsi kurs EURO 1 sama dengan Rp 11.8000.

Sementara itu, untuk level direktur ekspatriat bergaji EURO
150.000-250.000per tahun, atau sekitar Rp 1,770-2,950 miliar per tahun
atau Rp
147,5-245,833 juta/bulan. Ekspatriat yang bekerja di perusahaan asing yang
beroperasi di Indonesia pada level general manager/manager gajinya US$
6.000-12.000/bulan atau sekitar Rp 52,200-104,400 juta/ bulan. Sedangkan
posisi komisaris umumnya diduduki orang lokal.

Menurut dia, gaji ekspatriat lebih 50% tinggi dari gaji tersebut lagi, jika
bekerja di kantor pusatnya atau di wilayah kawasan tertentu ( *region area *),
misalnya Asia Pasifik. "Gaji ekspatriat yang bekerja di negaranya atau
region area bisa mencapai lebih EURO 300.000 per tahun," katanya. Itu belum
termasuk tambahan fasilitas lain seperti keanggotaan *club * ekslusif agar
bisa bergaul, pengawal, kendaraan, fasilitas perumahan, asuransi, dan
fasilitas umum lainnya.

Sebagai perbandingan, gaji pekerja lokal di perusahaan asing migas yang
beroperasi di Indonesia untuk level komisaris Rp 40-120 juta per bulan,
dirut US$ 15.000/bulan atau sekitar Rp 130,5 juta/ bulan, direktur lebih
rendah 20-40% dari dirut atau US$ 9.000-12.000/bulan atau sekitar Rp 104,4
juta/bulan, GM/manager dikurangi 30-50% atau US$ 5.000-7.000/bulan atau Rp
43,5-60,9 juta/nulan, *fresh graduate * untuk S1 geologist Rp 2-3
juta/bulan, dan berpengalaman Rp 5 juta/bulan.

Dia mengatakan, pekerja lokal yang bekerja di perusahaan asing biasanya
mendapatkan gaji standard dengan ukuran biaya hidup mencukupi atau lebih
sedikit di Indonesia, plus mobil, dan perumahan, dan fasilitas tunjangan
umum lainnya.

Menurut sumber, walaupun gaji pekerja lokal di perusahaan asing masih lebih
kecil 50% dari pekerja ekspatriat, itu sudah lebih baaik dibandingkan tahun
1970-an. Saat itu, gaji pekerja asal Indonesia hanya sekitar 10% dari
pekerja ekspatriat yang bekerja di perusahaan asing migas yang bekerja di
Indonesia. *(ari/lim/dr) *









Minggu, 18 Januari 2009

10 perusahaan besar

No. 25, Year: XVII; December 19, 2005
Warta Ekonomi – in Indonesian
Profil :
Yang menjadi Favorit Para Karyawan
===========================================
Berikut adalah peringkat 20 besar perusahaan yang paling diidamkan karyawan sebagai tempat bekerja. Pemeringkatan sesuai hasil survey Warta Ekoomi pada 2-14 Oktober 2005 terhadap 1.103 karyawan dari berbagai perusahaan. Tersaji juga peingkat hasil survey yang sama tahun lalu.

1. PT Astra International Tbk.
====================
Status : PMDN
Sektor Usaha : Otomotif
Peringkat 2004: 3
Pamor Astra sebagai salah satu perusahaan favorit tempat bekerja memang tak pernah surut. Kesejahteraan karyawan dan gaji yang lebih baik menjadi dua alasan utama yang membuat Astra terpilih sebagai perusahaan paling diidamkan pada 2005. Ini tentu tak lepas pula dari kinerja Astra yang terus membaik. Dalam periode sembilan bulan pertama 2005 saja, kenaikan laba bersih Astra meningkat sebesar 12,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp.4triliun.

2. PT Pertamina
=====================
Status : BUMN
Sektor Usaha : Pertambangan minyak & gas
Peringkat 2004: 2
Meski didera berbagai persoalan, perusahaan ini tetap menduduki peringkat kedua perusahaan paling diidamkan tahun 2005. Perusahaan yang kini dikomandoi Widya Purnama (mantan dirut Indosat) ini berancang-ancang untuk menjadi perusahaan migas yang unggul, maju dan terpandang. Oleh karena itu, tak heran jika kinerjanya pun terus dipcau dengan peningkatan EBITDA di sector hulu yang mencapai 47,75% pada semester I tahun 2005 lalu.

3. PT Unilever Indonesia Tbk.
=======================
Status : PMA
Sektor Usaha : Barang-barang konsumsi
Peringkat 2004: 1
Jika tahun lalu perusahaan Belanda ini menempati urutan teratas perusahaan paling diidamkan, tahun ini "hanya" menempati urutan ketiga. Sebanyak 5,384% responden memilih Unilever sebagai perusahaan idaman tempat bekerja. Dilihat dari sisi kinerja, prestasi perusahaan ini cenderung stabil. Dengan membukukan laba bersih sebesar Rp.1,199 triliun per September 2005, perusahaan ini masih layak jadi idaman para pekerja.

4. PT Telkom Tbk.
======================
Status : BUMN
Sektor Usaha : Telekomunikasi
Peringkat 2004: 5
Pertumbuhan layanan fixed wireless access dengan merek TelkomFlexi sebesar 244% memberikan kontribusi pendapatan yang cukup significant bagi Telkom. Maka, wajar jika nama Telkom masih cukup diperhitungkan di industri telekomunikasi Tanah Air. Modal itu pula yang menjadikan perusahaan yang berdiri sejak 1882 masih menjadi incaran para pekerja.

5. PT Caltex Pasific Indonesia
===========================
Status : PMA
Sektor Usaha : Pertambangan minyak
Peringkat 2004: 16
Setelah Pertamina, perusahaan minyak lainnya yang menjadi idaman para pekerja adalah Caltex. Selain merupakan perusahaan multinasional, besarnya gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan menjadi alasan utama para pekerja menjatuhkan pilihannya pada Caltex.

6. PT Indofood Sukes Makmur Tbk.
==============================
Status : PMDN
Sektor Usaha : Makanan
Peringkat 2004: 10
Tahun 2005 bisa dibilang sebagai tahun yang cukup berat bagi Indofood. Gempuran produk mi dari pesaing (Wings) sempat menjadikan perusahaan ini turun penjualannya. Namun, di mata para pekerja, perbawa perusahaan yang sebelumnya bernama PT Pangan Jaya Inti Kusuma ini tak pernah turun. Bahkan, ia naik empat peringkat dari tahun lalu. Perusahaan ini masih dianggap mampu menawarkan kesejahteraan, gaji, lingkungan kerja, dan fasilitas yang lebih baik daripada perusahaan-perusahaan lain.

7. PT Indosat Tbk.
====================
Status : BUMN
Sektor Usaha : Telekomunikasi
Peringkat 2004: 7
Pihak manajemen Indosat memperkirakan pada 2006 akan ada penambahan tenaga kerja mencapai sekitar 15.000 orang untuk pembangunan tower dan 200.000 orang untuk bagian penjualan. Ini terkait dengan rencana penambahan BTS-BTS baru dengan nilai investasi seebsar Rp.6,7triliun. Tentunya, ini menjadi peluang bagi para karyawan yang mengidamkan Indosat sebagai tempat bekerja. Di samping itu, kinerja Indosat yang terus membaik menjadikan perusahaan ini masuk dalam 10 perusahaan yang paling diminati sebagai tempat bekerja.

8. Bank Mandiri Tbk.
========================
Status : BUMN
Sektor Usaha : Perbankan
Peringkat 2004: 8
Menyandang predikat sebagai bank nasional dengan asset terbesar (>Rp240 triliun) menjadikan Bank Mandiri sebagai incaran para responden. Meski citra perusahaan sempat tercoreng karena kasus dugaan korupsi di internal perusahaan, nama Bank Mandiri tetap popular di mata popular di mata responden. Ekspektasi mereka bahwa Bank Mandiri bisa menawarkan kesejahteraan dan gaji yang lebih baik terbilang masih sangat tinggi.


9. PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel)
==================================
Status : PMDN
Sektor Usaha : Telekomunikasi
Peringkat 2004: 15

10. Bank BCA Tbk.
============================
Status : PMDN
Sektor Usaha : Perbankan
Peringkat 2004: 18
Jika tahun lalu BCA menempati peringkay ke-18 perusahan yang paling diidamkan, tahun ini pamornya naik, menjadi peringkat ke-10. Bank yang resmi berdiri pada 21 Februari 1957 ini dikenal selalu menawarkan produk dan layanan yang lengkap. Selain itu, bank ini memiliki jumlah nasabah terbesar di antara bank swasta lainnya. Dengan beberapa performa tersebut, tak heran jika BCA dipilih oleh 1,595% responden.

11. Beyond Petrolium Indonesia
===========================
Status : PMA
Sektor Usaha : Pertambangan minyak & gas
Peringkat 2004: -
Di tahun 2005, nama Beyond Petrolium (BP) adalah perusahaan di sektor pertambangan migas yang paling favorit dipilih oleh para responden. Sebanyak 15,15% memilih BP dengan alasan gaji yang lebih baik. BP beroperasi di Indonesia sejak 34 tahun lalu. Jumlah karyawan BP Indonesia sejak 34 tahun lalu. Jumlah karyawan BP Indonesia sampai saat in mencapai 1.200 orang, dengan sebagaian besar bekerja di Jakarta, Jawa Barat, dan Papua. Dengan total investasi membangun infrastruktur pertambangan mencapai US$5 miliar, BP menjadi salah satu perusahaan migas terbesar terbesar di Indonesia.

12. PT Freeport Indonesia
========================
Status : PMA
Sektor Usaha : Pertambangan
Peringkat 2004: -
PT Freeport Indonesia (FI) adalah bagian dari Freeport McMoRan Copper & Gold Inc di New Orleans, Amerika Serikat. Hingga 2003, tercatat FI telah membayar pajak dan royalti sebesar US$329 juta dan memberikan pemasukan langsung kepada pemerintah Indonesia dan Pemda Papua lebih dari US$2,3milyar. Sebanyak 16% responden beranggapan bahwa FI mampu menawarkan gaji dan kesejahteraan yang lebih baik. Saat ini FI mempekerjakan karyawan tetap sebanyak 7.800 orang dan karyawan kontrak lebnih dari 10.000 orang. Sejak 1992, FI telah mengeluarkan biaya sebesar US$4,5milyar yang digunakan untuk membangun berbagai sarana infrastruktur pertambangan dan sarana sosial untuk karyawan dan masyarakat sekitar Papua.
(English version)
PT Freeport Indonesia

Status : Foreign Investment Company (PMA)
Business Sector : Mining
2004 Rank : -

PT Freeport Indonesia (FI) is part of Freeport-McMoRan Copper & Gold in New Orleans, USA. Up to 2003, FI has paid taxes and royalties totaling US$329 million and provided direct revenue to the Central and Regional Governments totaling more than US$2.3 billion. 16% respondents believed that FI is able to offer better salaries and welfare. FI is currently employing 7,800 permanent staff members and more than 10,000 contract employees. Since 1992, FI has been spending US$4.5 billion to build mining facilities and infrastructure as well as social facilities for employees and the surrounding Papuan communities.

13. PT Schlumberger Indonesia
===========================
Status : PMA
Sektor Usaha : Teknologi Perminyakan
Peringkat 2004: -
Schlumberger sebenarnya telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1930, yaitu ketika bekerja sama dengan Bataafsche Petrolium Mij (BPM) milik pemerintah Belanda yang ada di Indonesia. Namun, perusahaan ini secara resmi bekerja sama dengan pemerintah Indonesia sejan 30 tahun lalu, lewat Pertamina. Bergerak di bidang manajemen proyek, dan solusi teknologi perminyakan dan pertambangan. Schlumberger dipilih oleh 25% responden dengan alasan bisa memberikan gaji yang lebih baik. Saat ini Schlumberger Indonesia mempekerjakan sekitar 2.250 orang yang tersebar di 14 wilayah operasinya. Sebanyak 85% karyawannya berkewarganegaraan Indonesia. Pada 2004 lalu, Schlumberger berhasil membukukan pendapatan di seluruh dunia sebesar US$11,4 miliar.

14. Citibank Indonesia
====================
Status : PMA
Sektor Usaha : Perbankan
Peringkat 2004: 9
Masih seperti tahun lalu, Citibank tetap menjadu pilihan utama sebagai perbankan asing yang paling diminati. Selain menyandang nama besar, jenjang karier yang pasti, yang jelas juga kesejahteraan karyawan menjadi pilihan utama para responden. Saat ini Citigroup Indonesia (Grup Citibank Indonesia) mempekerjakan lebih dari 3.000 karyawan. Sebagian besar (21%) responden memilih Citibank dengan alasan bisa memberikan gaji lebih baik.

15. PT IBM Indonesia
==================
Status : PMA
Sektor Usaha : Teknologi Informasi
Peringkat 2004: 4
Pada tahun 2004 lalu IBM berhasil menduduki peringkat ke 4 perusahaan idaman para eksekutif muda. Kini perusahaan teknologi informasi asal Amerika Serikat ini peringkatnya jauh melorot ke urutan ke-15. Sebagian besar responden (19,23%) menyatakan bahwa IBM bisa memberikan gaji yang lebih baik kepada karyawannya.

16. PT Microsoft Indonesia
=========================
Status : PMA
Sektor Usaha : Teknologi Informasi
Peringkat 2004: -
Sebanyak 13,3% tertarik untuk bekerja di perusahaan milik taipan dunia Bill Gates ini. Microsoft dikenal sebagai perusahaan penyedia perangkat lunak terbesar di dunia. Di Indonesia, Microsoft Indonesia memiliki karyawan sebanyak 80 orang. Nama besar Microsoft menjadi pertimbangan utama para responden memilihnya sebagai perusahaan idaman. Pada 2004 lalu Microsoft berhasil meraih pendapatan mencapai US$10,82 miliar.

17. PT Nestle Indonesia
=======================
Status : PMA
Sektor Usaha : Makanan & Minuman
Peringkat 2004: -
Sebagai perusahaan industri makanan terbesar di dunia, semua produk Nestle tersedia di lebih dari 509 negara di dunia. Beberapa merek produk yang sudah mendunia, diantaranya, Nescafe, Milo dan Kit Kat. Perusahaan yang berpusat di negara Swiss ini memiliki 230.929 karyawan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri Nestle mempekerjakan 1.900 orang karyawan. Dari hasil survey, sebanyak 16,7% responden menyebutkan bahwa Nestle mampu memberikan gaji yang lebih baik.

18. Total E&P Indonesie
========================
Status : PMA
Sektor Usaha : Pertambangan minyak & gas
Peringkat 2004: -
Boleh dibilang Total E&P merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar di Indonesia. Total E&P merupakan perusahaan yang mengeksplorasi minyak dan gas bumi yang berada di Kalimantan Timur – salah satu lokasinya adalah di Delta Sungai Mahakam. Menariknya, jika tahun lalu perusahaan ini tidak masuk dalam 20 besar perusahaan yang paling diidamkan, tahun ini ia berhasil meraih peringkat ke-18. Ini terkait dengan tren industri yang paling popular di tahun 2005, yakni migas. Karenanya, tak heran jika 1,096% responden mulai melirik perusahaan ini.

19. PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
========================
Status : PMDN
Sektor Usaha : Media Televisi
Peringkat 2004: -
Meski baru mengudara sejak 2001, Trans TV merupakan satu-satunya stasiun televisi yang paling diminati sebagai tempat bekerja idaman tahun 2005. Trans TV mampu mengalahkan RCTI yang pada tahun 2004 lalu terpilih sebagai stasiun televise favorit untuk tempat bekerja. Saat ini Trans TV memiliki karyawan sebanyak 1.778 orang yang sebagian besar terlibat pada bagian produksi pembuatan program acara. Di bawah kepemilikan Grup Para (PT Para Inti Investindo), Trans TV berhasil tidak hanya karena piawai menarik pemirsa lewat program acara entertainment-nya saja, tetapi juga membuat 21,43% responden memilinya sebagai tempat bekerja idaman dengan alasan memiliki prospek ke depan yang lebih baik.

20. Unocal Indonesia
========================
Status : PMA
Sektor Usaha : Pertambangan minyak & gas
Peringkat 2004: -
Satu lagi perusahaan migas yang menjadi favorit responden adalah Unocal. Menurut kacamata responden, perusahaan ini mampu memenuhi beberapa faktor yang menjadi harapan mereka dalam berkarier. Di antaranya adalah bisa memberikan kesejahteraan yang lebih baik, serta lingkungan kerja dan fasilitas kantor yang lebih baik. Selain itu, perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di 12 negara terbilang merupakan perusahaan besar dan cukup populer. Di Indonesia sendiri yang notabene sebagai salah satu wilayah operasi utamanya, Unocal memiliki lima KPS (Kontrak Produksi Sharing), yakni KPS Kalimantan Timur, KPS Selat Makassar yang berada di Seno dan Merah Besar, KPS Selulu, dan KPS Rapak. Adapun luas wilayah KPS milik Unocal Indonesia mencapai sekitar 5,1juta hektar.


hidup harus dilalui dengan totalitas tinggi walau semua yang diharapkan tak pernah dicapai walau semua yang anda lakukan ini adalah usaha anda,tapi smua itu adalah takdir yang tak dapat dihindari smua orang ,coba untuk tegar menghadapinya.................................................................................................................

Kamis, 15 Januari 2009